Selain Surat Al Fatihah, iblis menangis ketika turun ayat 135- 136 surat Ali Imran:
Asbabun Nuzul:
Abdurrahman bin Ghannam Al-Daws mengisahkan bahwa sahabat Mu'adz bin
Jabal mendatangi Rasulullah dengan mengatakan ada seorang pemuda
tampan sedang menangis seperti anak kehilangan ibunya. Pemuda itu
lalu dipanggil masuk menghadap Rasulullah.
"Apa yang membuatmu menangis wahai pemuda?" tanya Rasulullah.
"Bagaimana aku tidak menangis ya Rasulullah, aku telah melakukan dosa
besar yang kurasa tidak mungkin diampuni Allah!"
Rasulullah pun langsung bertanya, "Apakah engkau mempersekutukanNya?"
Pemuda itu serta merta menjawab, "Aku berlindung kepada Allah supaya
aku tidak pernah menyekutukanNya"
"Apakah engkau membunuh seseorang yang diharamkan Allah untuk
membunuhnya?" tanya Rasulullah selanjutnya.
"Tidak ya Rasulullah!"
"Kalau begitu Allah akan mengampuni dosa-dosamu meskipun dosamu itu
sebesar gunung yang menjulang tinggi ke langit" kata Rasulullah.
Namun dengan tangis yang demikian keras pemudah itu berkata, "Dosaku
lebih besar dari gunung itu!"
"Allah akan mengampuni dosamu meski sebesar tujuh bumi berikut lautan
dan segala yang ada padanya" hibur Rasulullah sambil tersenyum.
"Namun ya Rasulullah dosaku lebih besar dari itu!"
Dengan sabar Rasulullah bersabda "Allah tetap akan mengampuni dosamu
meski dosamu sebesar langit berikut bintang gemintang dan
singasanaNya"
Kembali pemuda itu dengan memelas berkata, "Dosaku lebih besar dari
itu ya Rasulullah!"
"Wahai pemuda! Apakah dosa-dosamu yang lebih besar ataukah Tuhanmu?"
Maka tersungkurlah pemuda itu dengan mengatakan, "Subhanallah, tidak
ada yang lebih besar daripada Tuhanku!"
"Kalau begitu, dosa apa yang telah engkau perbuat?" sergah Rasulullah.
Lalu dengan berlinang air mata, pemuda itu berkisah, "Sudah tujuh
tahun ini pekerjaanku mencuri kain kafan mayat yang baru meninggal
untuk dijual di pasar. Pada suatu hari ada seorang anak gadis Anshar
meninggal dunia. Setelah dikubur dan ditinggalkan keluarganya,
kuburnya kugali dan kulucuti kain kafannya. Kutinggalkan mayat itu
dalam keadaan telanjang di bibir kuburan dan lalu aku bergegas pulang
membawa jarahanku. Di rumah aku membayangkan betapa mulusnya mayat
itu, sampai aku tergoda melihatnya kembali. Ketika melihat mayat
telanjang itu aku tidak dapat menguasai diriku sehingga aku
menggaulinya. Ketika itu seolah aku mendengar suara yang
mengatakan, 'Wahai pemuda, celakalah engkau di hadapan penghisab pada
hari kiamat kelak, tempatmu adalah di neraka…' Aku sangat terkejut
dan takut sekali. Bagaimana pendapatmu ya Rasulullah."
Dengan terkejut Rasulullah berkata, "Enyahlah engkau dari sisiku. Aku
takut akan terbakar bersama apimu!"
Pemuda itu segera pergi meninggalkan Rasulullah dengan wajah sangat
memelas. Ia pergi ke mengasingkan diri di suatu tempat. Selama empat
puluh hari ia menangis terus menerus memohon ampun kepada Allah, "Ya
Allah, ampunilah segala kesalahanku dan berilah wahyu kepada nabiMu.
Jika Engkau tidak mengampuniku, maka berikanlah segera aku siksaan
yang menghancurkanku di dunia ini, tetapi selamatkan aku dari siksaMu
di hari kiamat nanti…"
Rupaya tobat pemuda itu diterima Allah dengan turunnya ayat 135-136
Surat Ali Imran.
[3.135] Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji
atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon
ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni
dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan
kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
[3.136] Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan
surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di
dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.
Setelah menerima wahyu itu, Rasulullah
bersama para sahabat berangkat mencari pemuda itu. Akhirnya pemuda
itu ditemukan di antara dua batu besar dalam keadaan lemah dengan
mata sembab karena banyak menangis. Rasulullah yang mulia kemudian
menghampiri pemuda itu dan membersihkan debu-debu yang menempel di
kepalanya sambil bersabda, "Aku ingin memberi khabar gembira kepadamu
bahwa engkau kini adalah orang yang dibebaskan Allah dari api neraka."
Kemudian Rasulullah berpaling kepada para sahabat yang mengikutinya
seraya berkata, "Beginilah seharusnya kalian menyertai dosa yang
kalian lakukan: seperti yang dilakukan oleh pemuda ini."
******
Shobat sekalian, renunglah kisah ini. Wajar saja iblis menangis!
Sesuai dengan akar kata namanya 'ablasa', iblis adalah makluk
terkutuk karena berputus asa terhadap rahmat dan ampunan Allah. Dan
turunnya ayat di atas membuat iblis juga berputus asa terhadap
keberhasilan pekerjaannya mengoda manusia supaya tersesat dari jalan
Allah yang lurus. Tangis putus asa iblis memuncak saat Allah
mengampuni dosa semua jemaah haji yang menjadi "arif" menemukan
hakikat diri setelah wukuf merenung di Arafah.
Pelajaran utama: Selama hayat dikandung badan, jika kita berdosa
janganlah pernah berputus asa terhadap rahmat dan ampunan Allah.
Nawasib Yang Tersembunyi - Dr. al-Sharif Hatim Awni
4 tahun yang lalu
terima kasih...
BalasPadamKalo allah maha pengampun knp dosa musrik tidak d ampuni... tolong balasannya
BalasPadamHal ini kerana, dosa musyrik itu ibarat kita menyekutukan Dia, kita merasakan ada sesuatu yang lebih berkuasa selain Dia, lalu ianya dalam kerangka menyekutukan Allah S.W.T Yang Maha Tinggi dari sekalian yang tinggi.. Dia lah Satu satunya Tuhan di langit dan bumi serta jagat raya. Dia yang menciptakan makhluk2, semuanya terbukti di dalam Al-Quran.. Baca dan kajilah isi kandungannya..
PadamAduh...
BalasPadam